Hari bersejarah dalam perjalanan Kabupaten Banyuwangi kini ada di depan mata. Semua orang menyambut gembira akan kedatangannya. Ialah Hari Jadi Banyuwangi (HARJABA), yang mencuri perhatian para khalayak dan membuat para penikmatnya berhenti sejenak dan berfikir jauh meninggalkan pandangan masa kini ke masa kejayaan Blambangan tempo dulu, di kala nenek moyang terdahulu berjuang mempertahankan daerah Blambangan. Untuk memperingatinya, berbagai acara digelar guna meramaikan hari yang bersejarah tersebut.
Diantaranya diadakan acara Banyuwangi Potret Exhibition ’09 Arak-arakan Karnival Banyuwangenan Pameran Foto, Souvenir, Kerajinan, Makanan Khas Banyuwangi di Pelinggihan Museum Blambangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dalam rangka memperingati Hari Jadi Banyuwangi (HARJABA) yang ke-238. Acara ini berlangsung sejak tanggal 1-6 Desember 2009. Selama tujuh hari kita dapat menikmati berbagai hasil karya lukis dan foto dari pelukis dan fotografer handal dan ternama, seperti Aries Deddy R, Asril Wildan, Mas Meng, dan lainnya.
Pameran yang bertajuk “ Ayo Jelajahi Bumi Blambangan ” ini tak luput dari sorotan masyarakat. Betapa tidak, acara ini dikemas cukup sederhana, namun pameran ini terselenggara di salah satu ruas jalan Ahmad Yani, yang merupakan jalur lalu lintas utama Banyuwangi tersebut dapat terlihat kenampakan bagi para pengguna jalur tersebut. Sehingga mereka dapat mengetahui bahwasannya telah digelar sebuah acara. Ditambah pada pintu masuk pameran langsung dapat kita saksikan terpampang sebuah foto yang berukuran agak besar yang menggambarkan suasana Pasar Banyuwangi pada waktu senja.
Ketika memasuki area pameran, dapat kita nikmati hasil karya dari para seniman yang mengangkat tentang berbagai event yang terjadi di wilayah kabupaten Banyuwangi dari sudut pandang yang berbeda.
Seperti tampak beberapa foto tentang karnaval pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia atau Agustusan. Ada sebuah foto yang berjudul “ Emosi ”, yang menampilkan dua pria dengan berpakaian para pejuang yang sedang meluapkan emosinya. Selain itu ada pula foto sekumpulan putri bunga yang tengah duduk diatas sebuah becak dan foto yang merupakan reka ulang dari salah satu adegan dalam proses perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Ada pula foto yang melukiskan tentang perjuangan wanita. Tampak ada seorang wanita separuh baya yang tengah mengaduk dodol di sebuah dapur yang terbilang cukup tradisional dengan menggunakan tungku kayu dan ada sedikit cahaya masuk dari jendela kecil yang terdapat pada dapur itu pertanda terjadi pada siang hari.
Di sudut lain tempat pameran ini, tampak foto beberapa tempat wisata di Banyuwangi. Seperti foto hasil jepretan Asril Wildan yakni “ Menara Osing “ dan ada juga foto seorang pria separuh baya yang tengah bekerja diantara rindangnya pepohonan.
Ada sebuah foto yang menampakkan sisi tua dari Banyuwangi. Adanya foto yang terdapat sebuah sepeda ontel yang tengah di parkir di depan rumah yang terbilang rumah tua yang masih bertembok bilah bambu yang sudah tak tampak apik lagi. Mengesankan bahwa tak semua wilayah Banyuwangi terjamah modernisasi, masi ada daerah yang terbelakang.
Di sebelah utara tempat pameran, tampak sebuah papan yang ditempel padanya beberapa foto Bupati-bupati Banyuwangi dan masa jabatan mereka. Ada pula beberapa foto yang menceritakan Banyuwangi tempo dulu.
Perayaan petik laut, keranjang, gerang, keindahan alam wilayah Banyuwangi juga menjadi objek foto yang ditampilkan dalam pameran ini.
Secara keseluruhan, pameran ini di dominasi foto dibandingkan dengan lukisan. Namun hal itu tak mengurangi daya tarik pameran ini. Bagi para pengunjung yang tertarik mempelajari fotografi, di sana pun tampak beberapa fotografer yang siap berbagi pengetahuan dengan para pengunjung.
Salah satu karya yang membuat saya cukup mengesankan yakni sebuah foto karya Aries Deddy R yang diberi judul “ Bekal Akhirat “. Pada foto tersebut tampak sebuah Al-Qur’an yang tengah terbuka dan diatasnya ada tasbih yang memiliki makna bahwa hidup kita hendaklah tidak hanya digunakan untuk mencari bekal dunia berupa harta dan tahta, namun juga hendaknya kita mencari bekal akhirat untuk pribadi kita masing-masing dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT yang di saat ajal menjemput, kita sudah memilik cukup bekal menghadapi penghisaban kelak. Pesan yang tersirat dalam foto ini bagai memerintahkan kita agar carilah kebahagiaan duniamu, namun jangan lupa tuk mencari bekal tuk akhiratmu kelak.
Selain foto karya Aries Deddy R tersebut, juga ada foto yang juga mencuri perhatian saya. Yakni foto yang mendapati seorang remaja muslim yang tengah duduk tengah mengenakan pakaian muslim dan tampak merenung sendirian yang kabur tanpa tanpa arah tujuan ini cukup lama saya perhatikan. Ada makna yang sulit terungkap dari foto tersebut bagi saya.
Tak lama saya perhatikan makna tersirat pada foto tersebut, tersadarlah saya bahwa foto tersebut berpesan bahwa kesendirian bukanlah hal yang mustahil terjadi dalam alur kehidupan. Kaburnya remaja muslim itu ke suatu tempat yang asing baginya tanpa memiliki seseorang yang dikenal menemaninya, menyiratkan bahwa sejatinya manusia merupakan orang asing di dunia ini yang atas izin Allah SWT tertitah kodrat kepada manusia untuk mencari sendiri jalan hidup yang harus di tempuh untuk mendapatkan ridha Ilahi. Tindakan kabur yang di tampilkan dalam foto ini berpesan bahwasannya hijrahnya seseorang hanyalah untuk mencari sesuatu hal yang ia butuhkan menuju tujuan yang telah digariskan padanya.
Pameran tersebut di harapkan dapat mengingatkan pada semua Lare-lare Banyuwangi agar bersyukur dan menjaga apa yang telah Allah SWT anugerahkan kepada tempat ia dilahirkan kekayaan alam yang tak ternilai sebagai suatu kebanggaan menjadi bagian dari Banyuwangi.
.png "English"){kind=small}
0 Comment:
Post a Comment